Sejak dilantik, Gubernur Viktor Laiskodat sudah mengumandangkan perang terhadap sampah. Tak hanya berkata-kata, ia juga turut serta dalam berbagai usaha membersihkan sampah. Pada Kamis (21/2/2019) lalu, Viktor Laiskodat melakukan sidak ke Lippo Mall Kupang. Melihat sendiri sampah-sampah yang dibuang begitu saja, Viktor Laiskodat berang dan mengancam menutup Lippo Plaza.
“Gubernur dan walikota kerja di mana-mana, kamu buang sampah sembarang. Tidak tanggung jawab. Minta Undana resmi untuk turun periksa limbahnya. Kalau tidak layak segala macam, tutup,” ujar Viktor sebagaimana diberitakan Pos Kupang.
Tekad Viktor Laiskodat untuk menciptakan budaya bersih ini harus didukung semua elemen masyarakat. Karena sampah tidak saja membuat lingkungan tidak sedap di pandang mata tapi juga mengancam kesehatan dan keselamatan lingkungan.
Sampah bisa menjadi sumber penyakit, baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung, sampah merupakan tempat berkembangnya berbagai parasit, bakteri dan patogen. Secara tidak langsung, sampah merupakan sarang berbagai vector (pembawa penyakit) seperti tikus, kecoa, lalat, nyamuk, dan mencemari sumber air bersih untuk konsumsi.
Berbagai penyakit yang berpotensi muncul akibat sampah yang tidak dikelola secara baik antara lain:
Disentri
Disentri merupakan radang usus yang menyebabkan diare disertai darah atau lendir. Diare sendiri ditandai dengan sering buang air besar yang lunak atau cair. Kondisi ini disebabkan oleh amuba atau bakteri yang ditemukan pada sampah yang berserakan.
Bakteri penyebab disentri juga dapat ke manusia setelah melakukan kontak langsung dengan bakteri pada feses. Misalnya karena tidak mencuci tangan dengan bersih sehabis buang air besar. Bakteri ini juga dapat menyebar melalui makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, atau berenang di air yang tercemar.
Salmonellosis
Salmonellosis adalah penyakit yang timbul akibat infeksi bakteri Salmonella di dalam perut dan usus. Sebagian besar pasien dengan infeksi ringan akan sembuh dalam waktu 4-7 hari tanpa pengobatan. Penularan dapat terjadi ketika orang makan makanan yang terkontaminasi bakteri (seperti makan di restoran yang sama).
Sebagian besar pasien Salmonellosis hidup dalam kondisi lingkungan yang penuh sampah di mana-mana. Selain itu, kita juga dapat berisiko tinggi terkena Salmonellosis jika melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi.
Pes
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Yersina pestisia yang ditularkan oleh tikus dan hewan pengerat lainnya. Umumnya, penyakit pes tersebar di daerah yang lingkungan padat penduduk dan pastinya memiliki tingkat kebersihan yang buruk alias sampah tersebar di mana-mana. Komplikasi penyakit dari tikus ini bisa berujung pada meningitis (radang selaput otak), bahkan kematian.
Penyakit ini bukan hanya disebarkan lewat tikus. Hewan seperti kelinci, anjing, kucing berkutu yang sudah terinfeksi pes bisa menjadi sumber penularan penyakit. Penularan terjadi jika manusia melakukan kontak langsung atau tergigit oleh hewan tersebut.
Demam Berdarah
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti. Demam Berdarah Dengue dulu disebut dengan penyakit “break-bone” karena kadang menyebabkan nyeri sendi dan otot sehingga membuat tulang terasa retak.
Nyamuk demam berdarah sering berkembang biak di genangan air pada sampah yang dibuang sembarangan.
Hepatitis A
Virus Hepatitis A dapat menyebar melalui sampah. Virus ini menyebabkan adanya gangguan fungsi hati akut. Penyebaran virus hepatitis A terjadi akibat kontaminasi makanan dan air yang kemudian keduanya dikonsumsi oleh orang yang sehat.
Kolera
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae dari air atau makanan yang terkontaminasi oleh feses orang yang mengidap penyakit ini. Anda juga bisa terjangkit kolera jika Anda mencuci bahan makanan dengan air yang terkontaminasi. Gejalanya termasuk diare, muntah, kram perut, dan sakit kepala.
Amoebiasis
Penyakit ini sering disebut diare turis dan disebabkan oleh amuba yang hidup di air tercemar. Amuba ini mengakibatkan infeksi pada usus besar dan hati. Gejala termasuk diare berdarah dan berlendir, bisa ringan atau sangat parah. (ens/hellosehat)