Dokter Asyera, Sosok yang Terpanggil untuk Mengembangkan Industri Obat Herbal NTT

medikastar.dking.id

dr. Asyera R.A Wundalero merupakan seorang dokter yang giat mengembangkan industri obat herbal. Keterpanggilannya yang besar untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan perbaikan ekonomi masyarakat demi mendukung perkembangan pariwisata NTT membuatnya maju sebagai calon DPD-RI Daerah Pemilihan NTT, nomor urut 27.

Keterpanggilan ini berawal dari kesadaran dirinya sendiri bahwa masyarakat NTT merupakan masyarakat yang dalam keseharian telah lama mengenal obat herbal, baik itu melalui warisan leluhur maupun melalui program ibu-ibu PKK, pemerintah desa, Petani, juga melalui Apotik hidup, Dapur hidup, TOGA, dan sebagainya.

Namun, menurutnya, NTT belum mengembangkan potensi ini secara maksimal. Padahal daerah lain telah menghasilkan produk herbal yang berkualitas, seperti kapsul, teh, sabun, minyak gosok, dan sebagainya dengan kemasan berstandar DEPKES, sehingga dapat diperdagangkan secara luas, membantu kesehatan masyarakat, meningkatkan ekonomi masyarakat, dan memberi dukungan bagi sektor pariwisata.

dr. Asyera R.A Wundalero

dr. Asyera melihat bahwa Gubernur NTT melalui gagasan besar, yakni Revolusi Hijau secara masif ingin menggali dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh NTT tersebut. Ini perlu didukung oleh semua pihak. Akan tetapi, revolusi hijau ini masih terbatas pada pemanfaatan Kelor, sementara masih ada banyak tanaman lainnya yang dapat juga dimanfaatkan dan dikembangkan secara baik.

Sebagai dokter yang memahami tentang pemanfaatan obat tradisional yang terstandar, dr. Asyera terpanggil untuk mengembangkan industri herbal NTT.

“Anggota DPD-RI memiliki kemampuan koordinasi lintas sektor pusat dan daerah. Kami akan merangkai program ini sehingga benar-benar menjadi kenyataan, bahwa potensi tanaman obat lahan kering NTT sangat besar dan memiliki kualitas terbaik,” tuturnya.

Terkait hal ini, dirinya akan membangun kerja sama dengan Balai Penelitian Tanaman Obat (BALITRO) Deptan dan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat, dengan Balitbang Kesehatan, Kementrian Kesehatan (B2P2TOOT) agar dapat bergerak bersama dalam mengembangkan potensi herbal NTT dari desa.

Klik  untuk terhubung dengan BrandED Home Private

Selain itu, program budi daya tanaman, pelatihan petani dan para medis pada balai pertanian dan kesehatan akan digalakan demi maksud tersebut. Lebih dari itu, dibangun pula kerja sama BUMDES, Koperasi, BUMD, BUMN, sektor swasta, LSM, Kelompok Tani galang dana CSR demi menghidupkan industri rumah tangga pengolahan tanaman herbal, sehingga derajat kesehatan masyarakat, perbaikan ekonomi masyarakat, dan sektor pariwisata dapat didukung.

dr. Asyera mengemas perjuangannya ini dalam satu misi, “Menuju industri herbal rakyat NTT yang maju, mandiri, dan berdaya saing.”

Dikatakan olehnya bahwa perjuangannya demi mengembangkan tanaman herbal ini mengacu pada Undang-Udang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan; Peraturan Presiden No. 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional; Peraturan Menteri Kesehatan No. 006 tahun 2012 tentang Industri dan Usaha Obat Tradisional dan Nomor 90 Tahun 2013 tentang Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional. Juga Peraturan pemerintah nomor 103 tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional. (*)

Baca Juga: Dokter Ganteng ini Bangun NTT Lewat Profesi dan Hobi